Navigasi Darat


sumber : trekkingkerinci.com
       Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun di peta. Oleh sebab itu pemahaman kompas dan peta serta teknik-teknik penggunanya harus dimiliki dan difahami. Dengan mempelajari navigasi, seorang dapat merencanakan suatu perjalndengan secermat mungkin dan mengetahui seperti apa medan yang akan dihadapi. Karena tujuan akhir dari suatu perjalanan adalah kembaliu pulang dengan selamat.

Perlengkapan Navigasi
       Untuk melakukan navigasi, seorang navigator harus memiliki perlengkapan sebagai berikut:
  • Peta
Peta adalah gambaran atau seluruh permukaan bumi yang di proyeksikan dalam bidang datar dengan mempergunakan perbandingan skala tertentu. Peta diklasifikan menjadi tiga macam, yaitu:
  • Peta teknis
Peta teknis adalah peta yang dipergunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jalan, jembatan, dan lain-lain.
  • Peta topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan kondisi permukaan bumi dengan ketinggian suatu daerah berupa kontur dengan perbandingan skala tertentu.
  • Peta ikhtisar
Peta ikhtisar adalah peta yang menggambarkan suatu wilayah. Selain peta ikhtisar, peta ini juga memiliki nama lain yaitu peta wilayah dan peta geografi.

       Dalam tiga macam peta diatas, peta topografi adalah peta yang banyak digunakan oleh pecinta alam. Karena peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang ketinggiannya sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur. Dalam peta ini juga disertakan berbagai keterangan yang dapat membantu mengetahui secara rinci tentang daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut, seperti ;
  •  Judul peta
Judul peta biasanya terletak pada bagian tengah atas peta, yang menyatakan lokasi yang ditunjukan oleh peta yang bersangkutan.
  •  Nomor peta
Nomor peta biasanya dicantumkan disebelah kanan peta. Selain sebagai nomor registrasi, nomor peta juga dipergunakan sebagai petunjuk bila kita memerlukan peta bagian lain disekitar daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah juga disertakan lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor derajat yang mencantumkan nomor peta yang ada di sekeliling peta tersebut.
  •  Koordinat peta
Koordinat peta adalah kedudukan suatu peta yang ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis tegak lurus yang saling berpotongan. Terdapat dua sistem koordinat yang resmi dipakaki, yaitu:
  •  Koordinat geografis
Koordinat geografis adalah koordinat yang menggunakan sumbu garis bujur dan garis lintang bumi. Koordinat ini dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik. 0 dejarat garis bujur terdapat di kota Greenwich (Inggris). Dan 0 derajat garis lintang terletak pada garis katulistiwa.
  •  Koordinat grid
Koordinat grid adalah koordinat yang menyatakan ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan 0 derajat ada di barat jakarta (60 derajat LU dan 98 derajat BT)
Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke Utara, dan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
  •  Keterangan Pembuatan
Adalah informasi mengenai pembuatan peta tersebut, yang diantaranya meliputi tahun pembuatan, nama instansi pembuat, sistem proyeksi yang digunakan dan keperluan pembuatan.

Di Indonesia, ada dua instansi resmi yang menerbitkan peta topografi untuk masyarakat umum, yaitu ;
Direktorat Geologi (Jl. Dipenogoro No. 57, Bandung, Jawa Barat).
Direktorat Geologi mengeluarkan beberapa seri peta topografi, antara lain:
Peta buatan Dinas Topografi Belanda (Topografische Diest, Batavia and Topografische Inlicthing, Batavia), hasil pemetaan pada tahun 1920-an.

Peta buatan US Amry Map Service, Far East (dikenal sebagai seri AMS), terbitan tahun 1960-an.
BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional), Cibinong, Jawa Barat. Menerbitkan peta topografi seri tersendiri yang dibuat tahun 1970-an dan merupakan peta berwarna.

Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak dua titik pada peta terhadap jarak dua lokasi yang diwakili oleh titik-titik tersebut di lapangan. Misalnya, skala 1:25.000 berarti jarak 1 cm pada peta sama dengan 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di alam (ingat jarak horizontal bukan merupakan jarak sebenarnya di alam, terutama pada daerah-daerah yang curam/terjal). Skala merupakan unsur pertama yang harus diperhatikan dalam membaca peta. Skala peta dinyatakan tanpa harga satuan.
Skala peta dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
skala besar/detail (1:10.000)
skala sedang (1:25.000 – 1:100.000)
skala kecil/ikhtisar (1:250.000)
Skala peta dapat dapat dinyatakan dalam :
angka/fraksi/pecahan misal : 1:50.000, 1:25.000
verbal/perkataan misal : 1 cm mewakili 250 m, 1 cm mewakili 50.000 cm
garis/grafis/gambar.

Skala garis atau skala gambar dicantumkan dengan menggambarkan garis dengan jarak-jarak tertentu pada peta. Pemakaian skala garis pada peta yang telah diperbesar atau diperkecil relatif lebih menguntungkan, karena perubahan tersebut tidak mempengaruhi pembacaan skala yang tercantum.

Arah Peta
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta. Dan cara yang paling mudah untuk mengetahuinya adalah dengan memeperhatkan arah huruf-huruf tulisan yang ada di peta, dan arah tulisan adalah arah utara p[eta. Disamping itu, pada bagian bawah peta juga biasanaya terdapat petunjutk arah utara peta, utara sebenarnya, dan utara magnetis.

Utara sebenarnya adalah arah yang menunjukan kutub utara bumi. Sedangkan utara magnetis adalaha arah yang jmenunjukan kutub utara magnetis bumi. Kutub utara magnetis bumi kletaknyta tidaj berdekatan dngan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara kanada, di jazirah bothia. Karena pengaruh rotasi bumi rotasi bumi, letak kutub magnetis bergeser dari tahun ke tahun. Utara magnetis adalah arah utrara yang ditunjukan oleh jarum magnetis kompas.
Untuk keperluan praktis dan pendidikan dasar, utara peta,utara magnetis dan utara sebenarnya dapat dianggap sama. Untuk keperluan yang menuntut ketelitian, perlu dipertimbangkan adanya ikhtilap peta, ikhtilap magnetis, ikhtilap peta magnetis, dan variasi magnetis.

Ikhtilap peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena jarak pararel garis bujur peta bumi menjadi garis kordinat vertikal yang digambarklan peta.
Ikhtilap magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara magnetis
Ikhtilap peta magnetis adalah beda sudut antara peta dengan utara magnetis bumi.
Variasi magnetik adalah perubahan atau pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.
  •  Titik ketinggian
Titik ketinggian biasanya dinyatakan dengan titik triangulasi yang menyatakan ketinggian suatu garis kontur.
  •  Contour/ garis ketinggian
Merupakan Garis Khayal di atas permukaan tanah yang menghubungkan titik-titik yang sama tingginya dan biasanya berkelok-kelok serta tertutup, atau garis yang menghubungkan titik – titik ketinggian yang sama dari permukaan laut dan digambarkan dengan warna Coklat di atas Peta (pada peta berwarna).

Dalam membaca Garis Ketinggian, yang perlu diperhatikan adalah mengetahui sifat – sifat dari Garis Ketinggian.
Macam-macam Garis Ketinggian antara lain :
Garis Ketinggian yang digambarkan Tipis.
Garis Ketinggian yang digambarkan Tebal.
Garis Ketinggian yang digambarkan Terputus-Putus.
Maksud adanya garis ketinggian, yaitu :
untuk mengetahui tinggi suatu tempat dari permukaan air laut
untuk mengetahui bentuk medan yang sebenarnya.
  •  Sifat – Sifat dari Garis Ketinggian
Garis Ketinggian satu dengan yang lainnya tidak saling berpotongan dan tidak bercabang.
Garis ketinggian pertama telah mempunyai harga yang paling tinggi (puncak).
Garis ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis ketinggian yang lebih tinggi, kecuali daerah depresi / cekungan yang diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah, danau, dll.
Untuk daerah yang Landai, Garis Ketinggian akan saling berjauhan, sedangkan daerah Terjal mempunyai Contour yang saling berdekatan / rapat.

Garis ketinggian berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak merupakan Punggungan.

Garis ketinggian yang berbentuk n yang ujungnya tajam menjorok mendekati kepuncak merupakan Lembahan. Kontur lembahan biasanya rapat dan terdapat sungai.
Pelana / Saddle, daerah lembah tidak terlalu dalam (landai), rendah dan sempit diantara dua garis ketinggian yang sama tingginya, tetapi terpisah antara satu dengan lainnya. Pelana yang terdapat diantara 2 gunung besar, disebut Pass.
Coll, daerah lembah yang dalam diantara 2 titik ketinggian.

Garis ketinggian ke-sepuluh (10) digambarkan lebih tebal, kecuali ditentukan lain.
Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk .
Interval garis kontur adalah skala : 2000

Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut. Dan kaitannya dengan legenda peta hal penting yang perlu diketahui adalah; triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, desa, pemukiman, dan lain-lain.

Kompas
Kompas adalah petunjuk arah. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara-selatan (jika tidak dipengaruhi oleh gaya-gaya lainnya selain magnet bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnetis bumi, bukan utara bumi.
Secara fisik, kompas terdiri dari badan dimana komponen-komponen kompas berada, jarum, sekala petunjuk, lensa bidik, kawat bidik, thum loop. Banyak kompas yang dapat digunakan dalam suatu perjalanan. Dan pad umumnya dipakai dua jenis kompas dalam suatu perjalanan, yaitu: kompas bidik(kompas prisma) dan kompas silva(kompas orienteering).
Dalam pembacaan peta kompas prisma harus dilenkapi dengan busur derajat dan penggaris walaupun memang kompas bidik sangat mudah untuk membidik. Lain halnya dengan kompas silva, kompas ini kurang akurat jika dipakai untuk membidik, akan tetapi sangat membantu dalam pembacaan peta dan perhitungannya . Dan masih mengenai kompas, kompas yang baik adalah kompas yang pada jarumnnya dilapisi fosfor agar terlihat dalam keadaan gelap.
Perlengkapan tambahan
Disamping perlengkapan-perlengkapan tersebut di atas, terdapat beberapa alat tambahan untuk navigasi, yaitu: penggaris, busur, alat tulis, dan protektor.

Teknik Membaca Peta dan Kompas

1. Peta
Hal-hal yang perlu diketahui dan dipahami dalam membaca peta adalah sebagai berikut:
  •  Kontur
Sifat-sifat kontur:
Satu garis kontur mewakili satu ketinggian
Kontur yang memiliki nilai rendah mengelilingi garis kontur yang bernilai tinggi, kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
Garis kontur tidak akan saling berpotongan atau bercabang.
Rangkaian kontur yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai
Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatannya berubah-ubah.
Interval atau selang kontur adalah 1/2000 x sekala peta dan dinyatakan dalam meter.
Rangkaian kontur yang ujungannya menjauhi puncak dan terlihat berbentuk “U” adalah punggungan. Dan rangkaian kontur yang pangkalnya mendekati puncak biasanya tajam dan terlihat bentuk huruf “V” adalah lembah atau jurang.

Lokasi antara dua titik puncak adalah sadle, sedangkan posisi yang melintasi sadle adalah pass
Titik ketinggan yang biasanya biasanya digambarkan dengan titik triangulasi (  ). Titik triangulasi berupa pilar/ tonggak yang menyatakan tinggi mutlat suatu tempat dari permukaan laut.
Arah kompas , yang diwakili oleh delapan arah mata angin (astadeca)
Sungai
Setiap sungai ada dilembah, akan tetapi tidak pada setiap lembah terdapat sungai, kecuali sungai yang dibentuk oleh manusia. Pada peta, sungai digambarkan dengan garis yang tidak terputus
Tanda-tanda medan seperti puncak gunung atau bukit pegunungan, lembah, sungai, pertemuan anak sungai, tebing-tebing, jalan setapak, persimpangan jalan dan hal-hal lain yang mencolok, dapat dikenali dan ada di dalam peta.

2. Kompas
  • Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan garis medan magnet bumi. Dalam pemakaiannya perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, karena benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga akurasinya dapat berkurang.
  • Mengetahui Arah
Untuk dapat mengetahui arah, seorang navigator menggunakan kompas, namun apabila kompas tidak tersedia, rusak atau hilang, maka arah mata angin dapat ditemukan dengan beberapa cara, yaitu:
Dengan tanda alam, misalnya: kuburan islam mengarah ke utara, masjid menghadap kiblat ( untuk indonesia mengarah ke barat laut), bagian pohon yang berlumut tebal menunjukan arah timur.

Dengan bayangan, ada yang dapat dipakai selama ada cahaya matahari, contoh: pada lokasi datar dan terbuka tancapkan tongkat ke dalam tanah dan usahakan selurus mungkin. Tandai bayangan sebagai titik dan tunggu 15 menit, lalu tandai bayangan yang baru dan hubungkan antara kedua titik tersebut. Titik pertama menunjukan arah timur.

Dengan perbintangan, yaitu dengan memperhatikan arah bulan, bintang, dan matahari.

3. Menentukan Posisi
  •  Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya, dan secara praktis menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya dalam hal ini kita harus mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi dengan cara menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai, ataupun tanda medan lainnya. Dapat juga dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokan dengan gambar kontur yang ada di peta. Langkah-langkah orientasi peta adalah sebagai berikut:
Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang mencolok.
Letakkan peta pada bidang datar
Samakanutara peta pada utara kompas
Sesuaikan tanda-tanda alam yang ada dengan yang ada di peta
Ingat tanda-tanda medan tersebut, baik bentuk dan tempat dilapangan maupun di peta dan ingat hal-hal khas dari setiap tanda medan.
  •  Resection
Untuk menentukan posisi kita di peta, kita dapat menggunakan cara resection, yaitu dengan menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua tanda atau lebih yang dikenali dan terdapat dipeta. Dan langkah-langkah dalam melakukan resection adalah sebagai berikut:

Orientasikan Peta
Cari tanda medan yang dikenali dilapangan dan ada di peta (minimal 2 buah)
Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita sehingga didapat masing-masing azimuthnya (sudut kompas) dan hitung back azimuthnya (kebalikan azimuthnya)
Pindahkan azimuth yang didapat yang didapat kepeta beserta back azimuthnya.
Tarik garis lurus antara kedua azimuth dengan back azimuthnya masing-masing.
Perpotongan garis yang ditarik dari kedua azimuth dan back azimuthnya adalah posisi kita di peta.

Intersection
Intersection adalah menentukan posisi suatu benda dipeta dengan menggunakan dua atau lebih posisi kita yang telash diketahui di dalam peta. Pada intersection kita harus mengetahui  dan yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkahnya adalah:
Orientasi peta
Pastikan posisi kita dipeta
Bidik objek yang ingin kita ketahui posisinya dari posisi pertama, tentukan azimuth dan back azimuthnya
Bidik objek yang ingin kita ketahui posisinya dari posisi kedua, tentukan azimuth dan back azimuthnya
Pindahkan azimuth dan back azimuthnya kepeta kemudaian tarik garis lurus antara azimuth dan back azimuthnya masing-masing.
Berpotongan garis yang ditarik dari kedua azimuth dan back azimuthnya adalah posisi benda tersebut di peta.
Keterangan:
Q: Azimuth
R: Back azimuth
N: navigator
Azimuth N1 = 45 derajat
Back azimuth : 45 + 180 = 225 derajat
Azimuth N2 = 315 derajat
Back azimuth 315 – 180 = 135 derajat
Kordinat benda (x) : (4,60 ; 5,45)
Perhitungan Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth adalah sudut kompas yang dihasilkan dari floating ( bidikan terhadap suatu objek)
Bila azimuth > 1800, maka back azimuthnya -1800
Bila azimuth < 1800, maka back azimuthnya +1800
Bila azimuth = 1800, maka back azimuthnya = 00
Bila azimuth = 00, maka back azimuthnya = 1800

Menentukan Tinggi
       Untuk mengetahui tinggi suatu tempat dilapangan dapat menggunakan alat pengukur ketinggian, yang dikenal dengan altimeter. Yang harus diperhatikan menggunakan altimeter adalah; periksa ketelitian altimeter di titik ketinggian pasti, altimeter sangat sensitif terhadap goncangan, cuaca dan perubahan temperatur. Sedangakan untuk mengetahui ketinggian posisi kita di peta dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Pastikan posisi kita di peta
Cari titik ketinggian yang diketahui di peta dan terdekat dengan posisi kita
Hitung jumlah kontur antara titik ketinggian dengan posisi kita
Hitung interval kontur dengan mengalihkan jumlah kontur
Apabila titik ketinggian yang diketahui tersebut lebih tinggi dari posisi kita, maka ketinggian tersebut dikurangi hasil hasil jumlah interval kontur. Apabila titik tersebut lebih rendah, maka ketinggian tersebut ditambah dengan hasil jumlah interval kontur.

Analisa Perjalanan
       Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kiita dapat mengetahui medan yang akan dilalui, dengan caraa mepelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu, dan tanda-tanda medan.
Jarak, diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Jadi jarak yang ada di peta tidak dapat dijadikan pedoman. Kita dapat memperkirakan jarak dan kondisi medan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkan dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.

Waktu, dapat diperkirakan setelah memperkirakan jarak lintasan.
Tanda medan, cari dan ingalah tanda medan pada peta yang akn menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan
Seringkali prang menjumpai kondisi medan tidak sesuai dengan peta dan memvonis peta uyang salah. Yang perlu diperhatikan adalah banyaknya perubahan di medan yang sebenarnya, seperti sungai yang kering ketika musim panas, jalan setapak yang hilang, kampung yang sudh berubah dan lainnya.

Bila menjumpai ketidak sesuaian antara peta dengan kondisi di lapangan, maka baca kembali peta lebih teliti. Cari tanda-tanda medan yang bisa dikenali. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal lain yang dapat dianalisa dapat dilupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tid sesuai, kemungkinan besar anda salah mengikuti jalur (tersasar). Kalau hal ini terjadi lakukan resection.

Dalam melakukanperjalanan, seringkali kita tidak dapat melakukan resection ataupun intersection. Jadi yang terbaik adalah mengingat jalur-jalur yang dialui dan juga mengingat tanda-tanda medan yang telah dilalui. Hal ini akan sangat bermanfaat bila kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan resection ataupun intersection. Misalnya  beberapa lembah yang sudah dilewti, berapa kali pindah punggungan, tanda-tanda alam apa yang dikenali yang terdapat di pet dan sebagainya. Oleh karena itu biasakan untuk selalu menentukan porsisi dan menandai jalur-jalur yang telah dilewati dipeta. Bagi seorang pecinta alam atau petualang, peta dan kompas merupakan nyawa. Jadi peta harus sangat dipelihara dan dijaga dari kerusakan baik akibat cuaca buruk maupun akibat si pemakai peta tersebut.

Catatan:
Langkah opertama yang paling penting sebelum memulai navigasi adalah mengetahui letak titik pemberangkatan di peta. Dan tanda-tanda medan yang dapat dijadikan sebagai patokan adalah:

• Sungai
• Lokasi desa terdekat
• Garis pantai (jika dekat dengan pantai)
Oleh karena itu diperlukan kecermatan dan kertelitian dalam melakukan orientasi medan (ormed).

Cara berjalan di rawa :
Bawa tongat dan tali, tongkat untuk mengukur kedalaman rawa dan tali untuk membantu menarik teman yang terbenam di dalam lumpur.
Berjalan secara beriringan. Usahakan dekat dengan teman, injak bekas tumbuhan semak, rumput ataupun akar tumbuhan yang ada karena tanahnya relatif lebih keras.
Tebas ranting pohon dan letakkan secara melintang di jalur yang akan diinjak. Kegunaannya adalah untuk menahan laju urunnya badan kita ke dalam rawa.
Waspadalah terhadap binatang yang terdapat disekitar tenaman yang tumbuh di daerah rawa, umumnya merka berbisa.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.